MEDIAONLINE.99 | jakarta - Pembunuhan berantai di Banjarnegara yang dilakukan oleh seorang dukun pengganda uang membuat geger warga setempat. Diketahui, dukun tersebut menghabisi nyawa 12 orang dan mengubur jenazah mereka hingga beberapa di antaranya sulit teridentifikasi.
Lantas, bagaimana awal peristiwa itu terungkap? Siapa sebenarnya sosok dukun yang menjadi pelaku pembunuhan berantai tersebut? Berikut informasi selengkapnya.
Awal Terungkap Pembunuhan Berantai di Banjarnegara
Dikutip dari detikJateng, kasus pembunuhan berantai ini terbongkar karena PO (53), pria asal Sukabumi, Jawa Barat ditemukan tewas pada Sabtu (1/4/2023) di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara. Korban dikubur di pinggiran hutan. Berikut awal mulanya.
- Juli 2022: PO dan GE, anaknya sempat bertemu dengan Slamet Tohari, dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara.
- 20 Maret 2023: PO kembali mendatangi Slamet Tohari, namun tidak ditemani anaknya.
- 23 Maret 2023: PO mengirim pesan ke anaknya jika ia sedang berada di rumah pelaku. Ia meminta anaknya mencarinya bersama aparat apabila dirinya sudah tidak bisa dihubungi.
- 27 Maret 2023: GE melapor ke Polres Banjarnegara. Dari hasil pengembangan, polisi menangkap Slamet Tohari. Berdasarkan pengakuan pelaku, PO sudah meninggal dan dikubur di lahan milik pelaku.
Sosok Slamet Tohari, Pelaku Pembunuhan
Slamet Tohari atau Mbah Slamet mengaku sebagai dukun pengganda uang di Banjarnegara. Ia merupakan warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.
Melalui media sosial Facebook, Mbah Slamet mempromosikan dirinya sebagai dukun pengganda uang. Dalam menjalankan aksinya, Mbah Slamet dibantu oleh BS yang bertugas mempromosikan pelaku yang disebut bisa menggandakan uang.
"Jadi pelaku ini memiliki tangan kanan yakni BS yang bertugas mengunggah di Facebook. Dalam unggahannya ini BS menyebut jika pelaku ini orang pintar yang bisa menggandakan uang," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto.
Setelah membuat postingan, BS membuat jadwal untuk mempertemukan korban dengan Mbah Slamet. Namun, karena uang yang dijanjikan oleh dukun tersebut tidak kunjung ada, korban kembali mendatangi pelaku untuk menagih.
"Korban ini menginginkan penggadaan uang. Jadi pelaku mengaku bisa menggandakan uang," ungkap Hendri.
"Korban sudah memberikan mahar berkali-kali. Kemudian korban berusaha menagih karena yang katanya bisa menggandakan uang tapi tidak diberikan," imbuhnya.
Selain mengaku sebagai dukun pengganda uang, ternyata Mbah Slamet pernah ditangkap polisi karena transaksi uang palsu (upal) di Pekalongan, Januari 2019 lalu. Ia tertangkap saat akan melakukan transaksi di sebuah minimarket di Wiradesa, Pekalongan.
Jumlah Korban Pembunuhan: 12 Orang
Berdasarkan hasil pemeriksaan, polisi menemukan 10 jenazah dalam makam massal di kebun milik pelaku di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara. Dari kesepuluh jenazah, hanya satu yang berhasil teridentifikasi, yaitu PO (53), pria asal Sukabumi, Jawa Barat.
Sembilan korban Mbah Slamet masih belum teridentifikasi karena tinggal kerangka. Ia mengaku lupa dengan nama-nama korban dan hanya mengingat daerah asalnya.
"Dari tersangka belum bisa mengingat nama-nama korban. Tetapi kalau asalnya mana saja masih ingat. Yakni ada yang dari Tasikmalaya, Palembang, Jogja, dan Jakarta. Untuk Tasikmalaya ada 2 korban," ungkap Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto, Selasa (4/4/2023).
Setelah penemuan 10 jenazah, polisi kembali menemukan dua korban lainnya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara pada Selasa (4/4/2023). Pelaku menyebut kedua korban pembunuhan berantai di Banjarnegara itu merupakan pasangan suami istri.
"Yang ditemukan hari ini pelaku masih ingat. Namanya Ersyad. Dan satu korban lagi itu istrinya. Tetapi pelaku ini tidak mengenalinya," sambungnya.
Pelaku Racuni Para Korban: Dalih Ritual
Slamet Tohari atau Mbah Slamet menghabisi nyawa 12 korbannya dengan cara yang sama dan di tempat yang sama. Awalnya, pelaku mengajak korban menuju perbukitan lahan miliknya sekitar pukul 16.00 WIB dengan dalih melakukan ritual.
"Berangkat dari rumah jam 4. Sampai sini masih terang. Setelah itu dilakukan ritual bersama korban," kata Mbah Slamet pelaku pembunuhan berantai saat pers release di lokasi kejadian, Selasa (4/4/2023).
Begitu sampai di lokasi, Mbah Slamet melakukan ritual bersama korban selama satu jam. Setelah ritual sekitar pukul 19.30 WIB, pelaku memberikan minuman sebagai bagian dari ritual. Minuman itu sudah diisi dengan racun jenis potasium dan dicampur obat penenang.
"Setelah ritual sekitar setengah 8 malam saya suruh minum yang dicampur dengan potasium dan obat penenang," ungkapnya.
Usai meminum racun tersebut, korban langsung muntah dan tidak bisa teriak meminta tolong. Menurut pelaku, korban tidak sampai lima menit, korban langsung tidak berdaya.
"Setelah diminum, orangnya tidak sempat bilang seperti itu (teriak meminta tolong). Tidak bisa bilang apa-apa, muntah sedikit. 5 menit kemudian tidak terasa apa-apa. Nggak sampai bilang apa-apa. Potas itu ajaib sekali," ucapnya.
Pelaku juga mengaku baru mengubur korbannya saat nadinya sudah tidak lagi berdetak.
"Pada saat meninggal dunia nadinya sudah betul-betul mati baru dikubur," tambahnya.
9 Peti Jenazah Dimakamkan
Sembilan jenazah korban pembunuhan berantai di Banjarnegara akhirnya dikebumikan. Kesembilan jenazah itu dimasukkan ke dalam sembilan peti putih tanpa nama karena mereka tidak teridentifikasi.
Dari sembilan jenazah, tiga diantaranya merupakan jenazah perempuan dan enam lainnya laki-laki. Mereka dimakamkan di pemakaman umum warga Desa Balun.
"Kenapa dimakamkan di sini, karena kejadiannya di sini. Dan 9 jenazah ini semuanya tidak ada yang teridentifikasi," kata Kanit 3 Sat Reskrim Polres Banjarnegara Iptu Iman Sanyoto, Selasa (4/4/2023).
Berita ini dikutip dari detiknews, "Pembunuhan Berantai di Banjarnegara: Awal Terungkap hingga 12 Jenazah Ditemukan" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-6656680/pembunuhan-berantai-di-banjarnegara-awal-terungkap-hingga-12-jenazah-ditemukan.