Rabu, Maret 22, 2017

PENGAMBILAN KEPUTUSAN



PENGAMBILAN KEPUTUSAN



  1. Gambaran Umum.
Salah satu fungsi seorang manajer adalah mengambil keputusan dalam menjalankan organisasi.
 
  1. Proses pengambilan keputusan.
1.   Mengidentifikasi atau menganalisis masalah;
2.   Analisis lingkungan (penyebab) yang relevan;
3.   Mengembangkan alternatif keputusan;
4.   Memilih alternatif yang terbaik;
5.   Mengimplementasikan pilihan atas alternatif tersebut;
6.   Memonitor atas keputusan yang diambil.

Exhibit 1:
Proses Pengambilan Keputusan Manajerial

95840_e0803


  1. Tipe-tipe keputusan :
1.   Keputusan terprogram : keputusan-keputusan rutin.
2.   Keputusan tidak terprogram: keputusan sekali pakai/incidental.

Exhibit 2:
Type Keputusan Manajerial Berdasarkan Tingkat Kepastian

95840_e0801



  1. Gaya pengambilan keputusan :

1.   Gaya mengarahkan (Directive style).
Gaya direktif digunakan oleh orang-orang yang lebih memili solusi yang sederhana dan jelas atas suatu masalah.
Manajer yang menggunakan gaya ini sering membuat keputusan dengan cepat karena mereka tidak ingin berurusan dengan banyak informasi dan dapat mempertimbangkan hanya satu atau dua alternatif.
Orang yang lebih memilih gaya direktif umumnya berdayaguna dan rasional dan lebih memilih untuk mengandalkan aturan atau prosedur untuk membuat keputusan yang ada.



2.   Gaya analisis (Analytical style).
Manajer dengan gaya analitis ingin mempertimbangkan solusi yang kompleks berdasarkan sebanyak mungkin data yang dapat dikumpulkan.
Orang-orang seperti ini dengan hati-hati mempertimbangkan alternatif
dan sering mendasarkan keputusan mereka pada tujuan, data yang rasional dari sistem
kontrol manajemen dan juga dari sumber-sumber lain.
Mereka mencari keputusan yang terbaik berdasarkan informasi yang tersedia.

3.   Gaya konseptual (Conceptual style).
Orang-orang yang cenderung ke arah gaya konseptual juga ingin mempertimbangkan sejumlah informasi yang luas.
Namun, mereka lebih berorientasi sosial dibandingkan gaya analitik dan senang berbicara dengan orang lain tentang masalah dan alternatif yang mungkin untuk pemecahan masalah.
Manajer yang menggunakan gaya konseptual mempertimbangkan banyak alternatif yang luas, mengandalkan informasi dari kedua orang dan sistem, dan suka untuk memecahkan masalah secara kreatif.

4.   Gaya perilaku (Behavioral style).
Gaya perilaku sering gaya diadopsi oleh manajer memiliki keprihatinan yang mendalam untuk orang lain sebagai individu.
Manajer menggunakan gaya ini senang berbicara dengan orang secara langsung dan memahami perasaan mereka tentang masalah dan efek dari keputusan yang diberikan pada mereka.
Orang dengan gaya perilaku biasanya perhatian dengan pengembangan pribadi orang lain dan dapat membuat keputusan yang membantu orang lain mencapai tujuan mereka.

  1. Hambatan psikologis ketika mengambil sebuah keputusan :
1.   Penyakit Hamlet : adanya keraguan.
2.   Dorongan berlebihan : tergesa-gesa.
3.   Kecemasan memikirkan akibat : terlalu khawatir.
4.   Berdiam diri : memperlambat pengambilan keputusan.

  1. Berbagai tindakan jika keputusan gagal dilaksanakan :
1.   Menyadari.
Menyadari kegagalan adalah penting untuk segera mengambil tindakan perbaikan.  Kegagalan bisa juga disebabkan faktor lingkungan.

2.   Melangkah mundur.
Apabila pengambilan keputusan mengalami hambatan. Kita dapat berhenti untuk menganalisis di titik mana ada kesalahan.  Ini disebut melangkah mundur untuk melihat kesalahan dan ini lebih baik daripada terus melangkah.

3.   Mengganti.
Ini dilakukan jika personil yang ditunjuk tidak cakap melaksanakan tugas yang diberikan sehingga perlu diganti.

4.   Mengubah
Jika sudah diputuskan, tidak mudah mengubah personil.  Namun jika menghadapi kendala, kita dapat memodifikasi keadaan dengan penambahan, pengurangan, dan perbaikan dari rencana yang telah disusun, dengan berkonsultasi dengan jajaran atas, selevel, dan bawah untuk memperoleh dukungan.

  1. Berbagai penyebab terjadinya kesulitan ketika akan mengambil keputusan.

Seorang manajer terkadang sulit mengambil keputusan, hal ini disebabkan beberapa faktor, di antaranya adalah :
1.   Kurang lengkapnya informasi dan data yang kita perlukan.
2.   Kesulitan menggunakan tolok ukur.
3.   Munculnya tujuan ganda.
4.   Adanya lebih dari 1 orang yang berwenang mengambil keputusan.

  1. Meningkatkan keterlibatan kelompok dalam pembuatan keputusan.
Pembuatan keputusan akan lebih optimal jika kita dapat melibatkan kelompok kita dalam pengambilan keputusan.  Ini penting karena dapat menggali masukan-masukan dari anggota kelompok untuk hasil yang lebih optimal, karena kita telah melibatkan seluruh potensi yang ada di organisasi.

  1. Teknik-teknik pembuatan keputusan kelompok :

1.   Teknik curah pendapat (brainstorming) temu muka.
·         Setiap anggota kelompok bebas mencurahkan pendapat apapun.
·         Semakin besar ide semakin baik.

2.   Teknik kelompok nominal.
Mirip dengan individual brainstorming.  Hanya di sini anggota kelompok bekerja di antara kehadiran orang lain.  Lalu ide-ide peserta dapat dilihat peserta lain.  Hal ini dapat memberikan hambatan karena adanya perasaan diawasi.

3.   Teknik Delphi.
Teknik di mana melibatkan para ahli untuk menanggapi sejumlah pertanyaan dari anggota sehingga mencapai suatu kesepakatan atas suatu persoalan.

4.   Teknik pendapat elektronik.
Adalah kombinasi antara teknik nominal dengan teknologi komputer. Hasilnya akan lebih cepat, karena tidak perlu menunggu giliran.  Disamping itu dapat bebas tanpa takut dievaluasi karena tidak diketahui nama si pemberi ide.  Hanya memiliki beberapa kelemahan, di antaranya adalah lebih mahal, dan lalu bagi sebagian orang ada yang lebih terampil bicara lisan daripada menggunakan komputer.

FUNGSI LINIER DALAM EKONOMI



FUNGSI LINIER DALAM EKONOMI

A. Fungsi Permintaan dan Penawaran
Fungsi permintaan merupakan fungsi yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan dan semua faktor –faktor yang mempengaruhi yaitu harga barang X, harga barang lain, pendapatan konsumen dan selera konsumen. Agar fungsi permintaan dapat digambar grafiknya, maka faktor-faktor selain jumlah yang diminta dan harga barang tersebut dianggap tetap (ceteris paribus). Dengan penyederhanaan ini maka fungsi permintaan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan harga barang dengan asumsi ceteris paribus.
Sedangkan fungsi penawaran merupakan fungsi yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan harga barang dengan asumsi ceteris paribus. Faktor-faktor selain harga itu sendiri yang mempengaruhi fungsi penawaran adalah teknik produksi yang digunakan, harga input, harga barang-barang lain, ekspektasi harga dimasa depan, banyaknya produsen, pajak dan subsidi.
Untuk barang normal, semakin tinggi harganya maka jumlah yang diminta akan semakin berkurang dengan asumsi ceteris paribus, sehingga kurva permintaan barang normal selalu mempunyai kemiringan (bergradien) negatif atau bila digambarkan akan berbentuk garis yang terbentang dari kiri atas ke kanan bawah.
Sebaliknya pada fungsi penawaran, semakin tinggi harga barang maka akan semakin banyak pula jumlah barang yang ditawarkan dengan asumsi ceteris paribus sehingga fungsi penawaran memiliki kemiringan (gradien) positif.
Pada fungsi linier persamaan yang digunakan adalah :
           
Untuk fungsi permintaan dan penawaran sumbu X diganti dengan sumbu Q (kuantitas), sedangkan sumbu Y diganti dengan sumbu P (harga), sehingga persamaannya menjadi :
 sedangkan  = m (gradien)


Contoh:
1.  Dua puluh lima buah rak almari akan terjual bila harganya Rp 70 (dalam ribuan), sedangkan bila harganya naik menjadi Rp 100 (dalam ribuan) maka rak almari terjual sebanyak sepuluh buah. Berapa fungsi permintaannya?
    Jawab :
            P1 = 70        Q1 = 25
            P2 = 100      Q2 = 10
P-70 = -2(Q-25)
P-70 = -2Q+50
P = -2Q+120
Jadi persamaan fungsi permintaannya P = -2Q+120

 2.
Suatu fungsi permintaan dinyatakan dengan persamaan Q = 30 - 3P.

a. Berapakah jumlah yang diminta bila harga barang Rp 7 ?
b. Bila jumlah barang yang diminta 15 unit, berapakah harga yang berlaku?
c. Bila barang adalah barang bebas, berapakah kuantitas yang diminta?
d. Berapakah harga tertinggi yang akan dibayar oleh konsumen?
      Jawab :



a.  P = 7
    Q = 30 - 3(7)          
       = 30 - 21
       = 9
b.  Q = 15
    15 = 30 - 3P
    3P = 30 - 15
    3P = 15 
      P = 5
c.  Barang bebas P = 0
      Q = 30 - 3(0)
         = 30 - 0
         = 30
d.  Harga tertinggi Q = 0
          0 = 30 - 3P
        3P = 30
          P = 10   
3.
Jika harga radio yang ditawarkan oleh konsumen Rp 50 (dalam ribuan) maka akan ada 120 radio yang ditawarkan. Bila harganya naik menjadi Rp 80 maka produsen akan menambah jumlah radio yang ditawarkan menjadi 150 unit. Tunjukkan fungsi penawarannya !


Jawab :
P1 = 50         Q1 = 120
P2 = 80         Q2 = 150
P-50 = Q-120
P = Q-70 atau Q =P + 70

 4.
Bila fungsi penawaran ditunjukkan oleh persamaan Q = 5P - 10.


a. Bila harga barang Rp 10, berapa jumlah barang yang ditawarkan?
b. Bila produsen menawarkan barang sejumlah 20 unit, berapa harga penawarannya?
c. Berapa harga terendah yang ditawarkan produsen?


Jawab :


a). P = 10
Q = 5(10) - 10
Q = 50 - 10
Q = 40 

b). Q = 20
20 = 5P - 10
5P = 20 + 10
5P = 30
P = 6 

c). Harga terendah Q = 0
0 = 5P - 10
5p = 0 + 10
5P = 10
P = 2








B. Keseimbangan Permintaan dan Penawaran
Keseimbangan permintaan dan penawaran terjadi pada saat harga permintaan sama dengan harga penawaran atau kuantitas permintaan sama dengan kuantitas penawaran. 
PD = PS  atau  QD = QS
Di mana :
            PD = Harga permintaan
            PS = Harga penawaran
            QD = Kuantitas permintaan
             QS = Kuantitas penawaran
Contoh :
Fungsi permintaan dan penawaran ditunjukkan oleh persamaan :
         QD = 120 - 3P
         QS = -60 + 6P
Berapa harga dan jumlah keseimbangannya?
Jawab :
            QD = QS
            120 - 3P = -60 + 6P
           120 + 60 = 6P + 3P
                    180 = 9P
                        P = 20
             P = 20
            Q = 120 - 3(20)
            Q = 120 – 60= 60
    Jadi keseimbangan terjadi pada saat harga Rp 20 dan kuantitas
    sebanyak 60 unit.

C. Keseimbangan Setelah Pajak dan Subsidi
Adanya pajak dan subsidi hanya akan menggeser fungsi penawaran dan tidak berpengaruh kepada fungsi permintaan.
Pajak akan menggeser kurva penawaran ke atas, sedangkan subsidi akan menggeser kurva penawaran ke bawah.
 
Gambar 1
Pengaruh Pajak
Gambar 2
Pengaruh Subsidi
Keterangan :    S : Penawaran awal
                        St: Penawaran setelah pajak
                        Ss: Penawaran setelah subsidi
                        D : Permintaan
Adanya pajak akan menaikkan harga barang, sedangkan adanya subsidi justru akan menurunkan harga barang tersebut.
 Contoh :
1.



Fungsi permintaan dan penawaran ditunjukkan oleh :
       Pd = -2Q + 10
       Ps = 0,5 Q + 5
a. Carilah keseimbangan awal.
b. Apabila dikenakan pajak sebesar Rp 1 per unit bagaimana posisi keseimbangan setelah pajak?
c. Berapa beban pajak yang ditanggung oleh konsumen?
d. Berapa beban pajak yang harus ditanggung oleh produsen?
e. Berapa pendapatan pajak yang diterima oleh pemerintah?
Jawab :







 a). Pd = Ps
-2Q + 10 = 0,5Q + 5
10 - 5 = 2,5 Q
5 = 2,5 Q
Q = 2
 
P = -2(2) + 10
P = -4 + 10
P = 6
Jadi keseimbangan awal terjadi pada saat harga Rp 6 dan jumlah barang 2 unit.

b). Pd = -2Q + 10
Ps = 0,5Q + 5
Ps setelah pajak Rp 1
    Pst = 0,5Q + 5 + 1
Pst = 0,5Q + 6
Keseimbangan setelah pajak :
Pd = Pst
-2Q + 10 = 0,5Q + 6
10 - 6 = 0,5Q + 2Q
4 = 2,5Q
Q = 1,6
Q = 1,6
P = -2(1,6) + 10
P = -3,2 + 10
P = 6,8
Jadi keseimbangan setelah pajak terjadi pada saat harga Rp 6,8 dan kuantitas sebanyak 1,6 unit.
Perhatikan! Pajak menyebabkan harga keseimbangan meningkat (6,8) sedangkan jumlah keseimbangan menurun (1,6).

c). Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen = harga setelah pajak dikurangi harga sebelum   pajak.
= 6,8 - 6 = 0,8
Jadi beban pajak yang ditanggung oleh konsumen sebesar Rp 0,8 per unit barang.

d). Beban pajak yang ditanggung oleh produsen = besarnya pajak per unit dikurangi beban pajak yang ditanggung oleh konsumen
= 1 - 0,8 = 0,2.
Jadi beban pajak yang ditanggung oleh produsen Rp 0,2 per unit barang.

e).Pendapatan pajak pemerintah = besarnya pajak per unit dikali kuantitas keseimbangan setelah pajak.
= 1 X 1,6 = 1,6
Jadi pendapatan pajak pemerintah sebesar Rp 1,6.

Catatan :
Pada contoh di atas fungsi permintaan dan penawarannya dinyatakan dalam fungsi P.
Fungsi permintaan dan penawaran juga dapat diubah dalam bentuk fungsi Q, atau untuk jelasnya contoh berikut :
            Pd = -2Q + 10  → 2Qd = -P + 10
                                            Qd = -0,5P + 5
            Ps = 0,5Q + 5 → 0,5Qs = P - 5
                                              Qs = 2P - 10
Dengan diberlakukannya pajak sebesar Rp 1 per unit maka fungsi penawarannya akan menjadi :
           Qs = 2(P - 1) - 10
           Qs = 2P - 2 - 10
           Qs = 2P - 12
Sehingga keseimbangan setelah pajak :
            Qd = Qs
            -0,5P + 5 = 2P - 12
                5 + 12 = 2P + 0,5P
                      17 = 2,5P
                        P = 6,8
            P = 6,8
            Q = -0,5(6,8) + 5
            Q = -3,4 + 5
                = 1,6
Terbukti hasilnya sama jika kita memakai fungsi P atau fungsi Q.

   2.
Dengan persamaan di atas yaitu :
     Pd = -2Q + 10
     Ps = 0,5 Q + 5
Dan seandainya pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 1 per unit maka hitunglah :
a. Harga dan kuantitas setelah subsidi.
b. Besarnya subsidi yang dinikmati oleh konsumen.
c. Besarnya subsidi yang dinikmati oleh produsen.
d. Besarnya subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah.





Jawab :
a).  Pd = -2Q + 10
Ps = 0,5 Q + 5
Dengan subsidi sebesar Rp 1 per unit maka fungsi penawarannya akan menjadi :
      Pss = 0,5Q + 5 - 1
             = 0,5Q + 4
Keseimbangan setelah subsidi :
          Pd = Pss
          -2Q + 10 = 0,5Q + 4
              10 - 4 = 0,5Q + 2Q
                    6 = 2,5Q
                    Q = 2,4
           P = -2Q + 10
           P = -2(2,4) + 10
           P = -4,8 + 10 ; P=5,2
Jadi harga keseimbangan setelah subsidi sebesar Rp 5,2 dan kuantitas keseimbangan setelah subsidi sebesar 2,4. Perhatikan! Subsidi menyebabkan harga keseimbangan menjadi turun (dari 6 menjadi 5,2)sedangkan kuantitas keseimbangannya naik (dari 2 menjadi 2,4).
b).  Besarnya subsidi yang dinikmati konsumen = harga sebelum subsidi dikurangi harga setelah subsidi
       = 6 - 5,2 = 0,8
Jadi besarnya subsidi yang dinikmati konsumen Rp 0,8 per unit barang.
c).  Besarnya subsidi yang dinikmati produsen = besarnya subsidi per unit barang dikurangi besarnya subsidi yang dinikmati oleh konsumen
= 1 - 0,8 = 0,2 
Jadi besarnya subsidi yang dinikmati oleh produsen adalah Rp 0,2 per unit barang.
d).  Besarnya subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah = besarnya subsidi per unit dikali jumlah keseimbangan
= 1 X 2,4 = 2,4
Jadi besarnya subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah sebesar Rp 2,4.
Catatan :
Untuk mencari keseimbangan setelah subsidi berlawanan dengan pajak, karena sifat subsidi dan pajak memang berlawanan.
Pajak adalah sejumlah tertentu yang harus dibayarkan kepada pemerintah, sedangkan subsidi adalah sejumlah tertentu yang dibayarkan oleh pemerintah.
Subsidi biasanya dilakukan untuk memproteksi produk-produk dalam negeri dari persaingan dengan produk impor sehingga harga produk dalam negeri bisa lebih kompetitif.