FUNGSI
LINIER DALAM EKONOMI
A. Fungsi Permintaan
dan Penawaran
Fungsi permintaan merupakan fungsi yang menunjukkan
hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan dan semua faktor –faktor yang
mempengaruhi yaitu harga barang X, harga barang lain, pendapatan konsumen dan
selera konsumen. Agar fungsi permintaan dapat digambar grafiknya, maka
faktor-faktor selain jumlah yang diminta dan harga barang tersebut dianggap
tetap (ceteris paribus). Dengan
penyederhanaan ini maka fungsi permintaan adalah fungsi yang menunjukkan
hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan harga barang dengan asumsi ceteris paribus.
Sedangkan fungsi penawaran merupakan fungsi yang
menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan harga barang dengan
asumsi ceteris paribus. Faktor-faktor
selain harga itu sendiri yang mempengaruhi fungsi penawaran adalah teknik
produksi yang digunakan, harga input, harga barang-barang lain, ekspektasi
harga dimasa depan, banyaknya produsen, pajak dan subsidi.
Untuk barang normal, semakin tinggi harganya maka jumlah
yang diminta akan semakin berkurang dengan asumsi ceteris paribus, sehingga kurva permintaan barang normal selalu
mempunyai kemiringan (bergradien) negatif atau bila digambarkan akan berbentuk
garis yang terbentang dari kiri atas ke kanan bawah.
Sebaliknya pada fungsi penawaran, semakin tinggi harga
barang maka akan semakin banyak pula jumlah barang yang ditawarkan dengan
asumsi ceteris paribus sehingga
fungsi penawaran memiliki kemiringan (gradien) positif.
Pada
fungsi linier persamaan yang digunakan adalah :

Untuk
fungsi permintaan dan penawaran sumbu X diganti dengan sumbu Q (kuantitas),
sedangkan sumbu Y diganti dengan sumbu P (harga), sehingga persamaannya menjadi
:


Contoh:
1.
Dua puluh lima
buah rak almari akan terjual bila harganya Rp 70 (dalam ribuan), sedangkan bila
harganya naik menjadi Rp 100 (dalam ribuan) maka rak almari terjual sebanyak
sepuluh buah. Berapa fungsi permintaannya?
Jawab :
P1 = 70 Q1 = 25
P2 = 100 Q2 = 10



P-70 = -2(Q-25)
P-70 = -2Q+50
P = -2Q+120
Jadi persamaan fungsi permintaannya P = -2Q+120
2.
|
Suatu
fungsi permintaan dinyatakan dengan persamaan Q = 30 - 3P.
|
||||
|
a.
Berapakah jumlah yang diminta bila harga barang Rp 7 ?
b.
Bila jumlah barang yang diminta 15 unit, berapakah harga yang berlaku?
c.
Bila barang adalah barang bebas, berapakah kuantitas yang diminta?
d.
Berapakah harga tertinggi yang akan dibayar oleh konsumen?
|
||||
Jawab :
|
|||||
|
|
a.
P = 7
Q = 30 - 3(7)
= 30 - 21
= 9
b.
Q = 15
15 = 30 - 3P
3P = 30 - 15
3P = 15
P = 5
c.
Barang bebas P = 0
Q = 30 - 3(0)
= 30 - 0
= 30
d.
Harga tertinggi Q = 0
0 = 30 - 3P
3P = 30
P = 10
|
|||
3.
|
Jika
harga radio yang ditawarkan oleh konsumen Rp 50 (dalam ribuan) maka akan ada
120 radio yang ditawarkan. Bila harganya naik menjadi Rp 80 maka produsen
akan menambah jumlah radio yang ditawarkan menjadi 150 unit. Tunjukkan fungsi
penawarannya !
|
||||
|
Jawab
:
P1
= 50 Q1 =
120
P2
= 80 Q2 = 150
![]() ![]() ![]()
P-50
= Q-120
P
= Q-70 atau Q =P + 70
|
||||
4.
|
Bila
fungsi penawaran ditunjukkan oleh persamaan Q = 5P - 10.
|
||||
|
a.
Bila harga barang Rp 10, berapa jumlah barang yang ditawarkan?
b.
Bila produsen menawarkan barang sejumlah 20 unit, berapa harga penawarannya?
c.
Berapa harga terendah yang ditawarkan produsen?
|
||||
|
Jawab
:
|
||||
|
a).
P = 10
Q = 5(10) - 10
Q = 50 - 10
Q = 40
|
||||
b).
Q = 20
20 = 5P - 10
5P = 20 + 10
5P = 30
P = 6
|
|||||
c).
Harga terendah Q = 0
0 = 5P - 10
5p = 0 + 10
5P = 10
P = 2
|
|||||
B.
Keseimbangan Permintaan dan Penawaran
Keseimbangan
permintaan dan penawaran terjadi pada saat harga permintaan sama dengan harga
penawaran atau kuantitas permintaan sama dengan kuantitas penawaran.
PD = PS atau QD
= QS
Di
mana :
PD = Harga permintaan
PS = Harga penawaran
QD = Kuantitas permintaan
QS = Kuantitas penawaran
Contoh
:
Fungsi
permintaan dan penawaran ditunjukkan oleh persamaan :
QD = 120 - 3P
QS = -60 + 6P
Berapa
harga dan jumlah keseimbangannya?
Jawab
:
QD = QS
120 - 3P = -60 + 6P
120 + 60 = 6P + 3P
180 = 9P
P = 20
P = 20
Q = 120 - 3(20)
Q = 120 – 60= 60
Jadi keseimbangan terjadi pada saat harga Rp 20 dan kuantitas
sebanyak 60 unit.
C. Keseimbangan Setelah Pajak dan Subsidi
Adanya
pajak dan subsidi hanya akan menggeser fungsi penawaran dan tidak berpengaruh
kepada fungsi permintaan.
Pajak
akan menggeser kurva penawaran ke atas, sedangkan subsidi akan menggeser kurva
penawaran ke bawah.
|
|
Keterangan
: S : Penawaran awal
St: Penawaran setelah
pajak
Ss:
Penawaran setelah subsidi
D : Permintaan
Adanya
pajak akan menaikkan harga barang, sedangkan adanya subsidi justru akan
menurunkan harga barang tersebut.
Contoh
:
|
|
1.
|
Fungsi
permintaan dan penawaran ditunjukkan oleh :
Pd = -2Q + 10
Ps = 0,5 Q + 5
a. Carilah
keseimbangan awal.
b. Apabila dikenakan
pajak sebesar Rp 1 per unit bagaimana posisi keseimbangan setelah pajak?
c. Berapa
beban pajak yang ditanggung oleh konsumen?
d. Berapa beban pajak
yang harus ditanggung oleh produsen?
e. Berapa
pendapatan pajak yang diterima oleh pemerintah?
Jawab
:
|
|
|
|
a). Pd = Ps
-2Q + 10 = 0,5Q + 5
10 - 5 = 2,5 Q
5 = 2,5 Q
Q = 2
P = -2(2) + 10
P = -4 + 10
P = 6
Jadi keseimbangan awal terjadi pada saat harga Rp
6 dan jumlah barang 2 unit.
b).
Pd = -2Q + 10
Ps = 0,5Q + 5
Ps setelah pajak Rp 1
Pst = 0,5Q + 5
+ 1
Pst = 0,5Q + 6
Keseimbangan setelah pajak :
Pd = Pst
-2Q + 10 = 0,5Q + 6
10 - 6 = 0,5Q + 2Q
4 = 2,5Q
Q = 1,6
Q = 1,6
P = -2(1,6) + 10
P = -3,2 + 10
P = 6,8
Jadi keseimbangan setelah pajak
terjadi pada saat harga Rp 6,8 dan kuantitas sebanyak 1,6 unit.
Perhatikan! Pajak menyebabkan
harga keseimbangan meningkat (6,8) sedangkan jumlah keseimbangan menurun
(1,6).
c).
Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen = harga setelah pajak dikurangi
harga sebelum pajak.
= 6,8 - 6 = 0,8
Jadi beban pajak yang ditanggung oleh
konsumen sebesar Rp 0,8 per unit barang.
d). Beban pajak yang ditanggung oleh produsen = besarnya
pajak per unit dikurangi beban pajak yang ditanggung oleh konsumen
= 1 -
0,8 = 0,2.
Jadi beban pajak yang ditanggung oleh produsen
Rp 0,2 per unit barang.
e).Pendapatan pajak pemerintah = besarnya pajak per unit
dikali kuantitas keseimbangan setelah pajak.
= 1 X 1,6 = 1,6
Jadi pendapatan pajak pemerintah sebesar Rp 1,6.
|
Catatan :
Pada
contoh di atas fungsi permintaan dan penawarannya dinyatakan dalam fungsi P.
Fungsi
permintaan dan penawaran juga dapat diubah dalam bentuk fungsi Q, atau untuk
jelasnya contoh berikut :
Pd = -2Q + 10 → 2Qd = -P + 10
Qd = -0,5P + 5
Ps = 0,5Q + 5 → 0,5Qs = P - 5
Qs = 2P - 10
Dengan
diberlakukannya pajak sebesar Rp 1 per unit maka fungsi penawarannya akan menjadi
:
Qs = 2(P - 1) - 10
Qs = 2P - 2 - 10
Qs = 2P - 12
Sehingga
keseimbangan setelah pajak :
Qd = Qs
-0,5P + 5 = 2P - 12
5 + 12 = 2P + 0,5P
17 = 2,5P
P = 6,8
P = 6,8
Q = -0,5(6,8) + 5
Q = -3,4 + 5
= 1,6
Terbukti
hasilnya sama jika kita memakai fungsi P atau fungsi Q.
2.
|
Dengan
persamaan di atas yaitu :
Pd = -2Q + 10
Ps = 0,5 Q + 5
Dan
seandainya pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 1 per unit maka hitunglah
:
a.
Harga dan kuantitas setelah subsidi.
b.
Besarnya subsidi yang dinikmati oleh konsumen.
c.
Besarnya subsidi yang dinikmati oleh produsen.
d.
Besarnya subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jawab
:
a). Pd = -2Q + 10
Ps = 0,5 Q + 5
Dengan subsidi sebesar Rp 1 per unit maka fungsi
penawarannya akan menjadi :
Pss
= 0,5Q + 5 - 1
= 0,5Q + 4
Keseimbangan setelah subsidi :
Pd = Pss
-2Q + 10 = 0,5Q + 4
10 - 4 = 0,5Q + 2Q
6 = 2,5Q
Q = 2,4
P = -2Q + 10
P = -2(2,4) + 10
P = -4,8 + 10 ; P=5,2
Jadi harga keseimbangan setelah subsidi sebesar Rp
5,2 dan kuantitas keseimbangan setelah subsidi sebesar 2,4. Perhatikan!
Subsidi menyebabkan harga keseimbangan menjadi turun (dari 6 menjadi
5,2)sedangkan kuantitas keseimbangannya naik (dari 2 menjadi 2,4).
b). Besarnya subsidi yang dinikmati konsumen =
harga sebelum subsidi dikurangi harga setelah subsidi
= 6 - 5,2 = 0,8
Jadi besarnya subsidi yang dinikmati konsumen Rp
0,8 per unit barang.
c). Besarnya subsidi yang dinikmati produsen =
besarnya subsidi per unit barang dikurangi besarnya subsidi yang dinikmati
oleh konsumen
= 1 - 0,8 = 0,2
Jadi besarnya subsidi yang dinikmati oleh produsen
adalah Rp 0,2 per unit barang.
d). Besarnya subsidi yang dikeluarkan oleh
pemerintah = besarnya subsidi per unit dikali jumlah keseimbangan
= 1 X 2,4 = 2,4
Jadi besarnya subsidi yang dikeluarkan oleh
pemerintah sebesar Rp 2,4.
Catatan
:
Untuk
mencari keseimbangan setelah subsidi berlawanan dengan pajak, karena sifat
subsidi dan pajak memang berlawanan.
Pajak
adalah sejumlah tertentu yang harus dibayarkan kepada pemerintah, sedangkan
subsidi adalah sejumlah tertentu yang dibayarkan oleh pemerintah.
Subsidi
biasanya dilakukan untuk memproteksi produk-produk dalam negeri dari
persaingan dengan produk impor sehingga harga produk dalam negeri bisa lebih
kompetitif.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar